Thursday, February 2, 2012

Menjadi Setengah Gelas Isi


Hidup adalah pilihan. Banyak orang bilang menjadi tua itu pasti tapi menjadi dewasa adalah pilihan. Saya setuju sekali dengan ungkapan ini.

Oleh karena itu, saya memilih untuk menjadi setengah gelas isi saja ketimbang menjadi setengah gelas yang kosong.

Situasi dan kondisi yang kita hadapi akan menjadi sulit jika kita memilihnya untuk menjadi sulit. 

Akan tetapi, situasi dan kondisi itu akan menjadi mudah dan gampang ketika kita memilihnya untuk menjadi mudah untuk dilalui.

Life is like a roller coaster. Yups! Itulah yang terjadi dalam kehidupan ini. Senjata pertama untuk menghadapi situasi yang tak menyenangkan hati adalah tersenyum. Tersenyum dengan tulus. Bukan senyum yang dibuat-buat.

Meski hati tak nyaman dan sedih, dengan tersenyum saya mampu menghadapinya. Saya memilih untuk tetap berjuang, berusaha sambil berdoa. Senyum memberikan bergalon-galon energi positif untuk fisik dan pikiran saya.

Tarik nafas panjang… lalu buang, tarik nafas, buang, tarik nafas, buang.. hhhhhh……. Legaaa.. lalu, senyuuum. Alhamdulillah.

Saya bersyukur diberikan kesadaran untuk melihat dan mengalami perubahan tingkatan emosi. Artinya saya hidup! Hihihi..

Titik klimaks telah saya lewati hari itu. Tuhan masih sayang sama saya. 

Buktinya, saya hanya diberikan waktu sebentar untuk melewati masa emosi yang memuncak itu.

Setelahnya, saya menerima dan melepaskan segala energi negatif yang 2 hari kemarin sangat mengukung hati dan pikiran. 

Benar-benar habis waktu, pikiran dan tenaga yang terbuang hanya untuk meluapkan kekesalan pada ketidakjelasan.

Sekali lagi, Tuhan masih sayang sama saya. Cukup dua hari saya berada di lingkaran energi negatif yang begitu besar. Saya butuh sesuatu untuk segera melepaskannya.

Menulis status yang misterius, mengirim sms kepada Om yang ‘mungkin’ bisa diajak sharing di sela-sela kesibukannya, ngobrol dengan suami, sharing dengan sahabat di kantor dan di luar kantor, pokoknya segala cara yang menurut saya masih wajar akhirnya saya lakukan.

Sampai akhirnya, Om yang saya selalu khawatirkan tak merespon karena kesibukannya di kantor sehari-hari membalas sms saya. Thank God!

“Halo.. apa kabar? Kamu sudah pindah kerja di mana lagi?” Whahahahahahahaha.. bunyi sms itu membuat saya tertawa sekaligus malu. 

Sebab, si om mungkin sudah menduga, jika saya tiba-tiba menghubunginya, maka dia akan menerima kabar saya sudah pindah kerja di tempat yang baru. Hihihi.. Jadi malu nih.

Saya balas sms-nya dengan jawaban yang agak bercanda dan langsung tembak, “Aaah, Om bisa saja. Kabar baik juga. Saya belum pindah kerja di mana-mana lagi. Masih di tempat yang dulu. Hm, kapan nih, Om ada waktu buat keponakan tersayang untuk sharing lagi?”

Selang beberapa menit, dia membalas lagi sms saya. 

“Kita atur. Baru nyampe rumah.” Singkat, padat, dan jelas. Tipikal si Om yang memang orang nomor satu di HR Department sebuah perusahaan ternama di Indonesia. Saya langsung mengerti. 

Tiba-tiba sebuat sms dari si Om ini masuk lagi di smartphone saya.

“Sambil nunggu konfirmasi waktu, intip blog saya di http://www.josefbataona.com atau twitter @josefbataona.”

Wooow… nggak sangka. Sekarang si Om jadi gaul nih. Punya account twitter segala, lho! Hihihi.. saya segera balas sms-nya, “Siaap. Sudah dilakukan. Tolong difolback ya, Om.”

Ck, ck, hebat omku yang satu ini. Meski usianya sudah tidak terbilang muda lagi, beliau tetap mengikuti perkembangan teknologi dan tetap ingin bersosialisasi dengan semua kerabat, sahabat, dan networkingnya. Salut.

Gara-gara blog itulah, saya menjadi sepenuhnya sadar bahwa kemarin saya memilih untuk menjadi gelas setengah kosong. 

Rasanya? Nggak nyaman, sedih, menyesakkan hati, dan nggak karu-karuan.  Meski kecewa dan sedih, saya mulai berpositif thinking. Terima kasih, Om. 

Sekarang, saya adalah setengah gelas yang isi, bukan setengah gelas yang kosong!

si balonbundar



Wednesday, February 1, 2012

A Best Friend is..

Pagi yang cerah. Semangat memulai segala aktivitas. Senyuuumm... :)

Itulah yang sebagian orang rasakan. Nah, sebagiannya lagi?

Kebanyakan masih berpikir bahwa aktivitas yang dilakukan sehari-hari adalah sebuah rutinitas yang harus dan selalu dijalankan. Kemudian cemberut.

Lalu, mereka berpikir "Ah, gimana nanti sajalah!" bukan berpikir "Nanti gimana?" Jelaskan perbedaannya?

Anyway, seorang sahabat benar-benar merilis feeling saya malam kemarin. Makanya di status smartphone dan di wall status facebook, sengaja saya tuliskan rasa terima kasih saya kepadanya dengan kalimat: "A Best Friend is... "

Biar saja kalimat itu diteruskan oleh orang lain yang membacanya, termasuk sahabat baik saya itu. Hihihi..

Tiba-tiba, pagi ini burung berkicau yang saya sengaja on-kan di smartphone saya berbunyi, "Tring!"

Sebuah pesan masuk. Hm, seorang sahabat telah mengisi kelanjutan kalimat tadi. Wuah, betapa senangnya memiliki sahabat yang meski berada nun jauh di sana tapi sangat perhatian dan sayang, ibarat saudara kandung. Thanks, sis..  :)

Apakah hari ini Anda sudah menyapa sahabat terbaik yang Anda miliki? Belum? Segera sapa dan tanyakan kabar kepadanya.

*Si Balonbundar*
Sharing quotes of the day: So, inspiring!


"There is always a choice about the way you do the work, even if there is not a choice about the work itself. We can choose the attitude we bring to our work." - Josef Bataona